15 May 2011

Putri Reno Pinang Masak

Pada zaman dahulu, di belakang Dusun Pasir Mayang, ada sebuah kerajaan yang bernama Limbungan. Kerajaan itu diperintah oleh seorang ratu Putri Reno Pinang Masak. Putri ini terkenal dengan kecantikannya yang menawan hati. Tak mengherankan banyak raja dan putra raja yang menghendaki mempersuntingnya. Namun tak seorang pun raja atau putra raja yang meminang yang diterimanya. Semua pinangan ditolaknya.

Disamping cantik, putrid ini terkenal pula berbudi luhur, arif serta bijaksana. Kebijaksanaannya dipuji-puji oleh rakyatnya. Ia adil dan jujur, rakyatnya yang miskin mendapat jaminan hidup dalam hal makan dan minum. Yang kaya, diberi luang dan kesempatan untuk menambah dan mengendalikan kekayaannya. Golongan rakyatnya yang kaya ini kelak harus pula menjamin kelangsungan hidup bagi yang miskin. Dengan demikian terdapat suasana yang harmonis antara sesame anggota masyarakat negeri Limbungan.


Dalam menjalankan pemerintahannya, sang ratu dibantu oleh tiga orang huluibalang yang baginda percayai. Hulubalang yang pertama bernama Datuk Raja penghulu, terkenal sebagai orang arif dan bijaksana yang kedua bernama Datuk Dengar Kitab, seorang hulubalang yang mempunyai keistimewaan dapat mengetahui kejadian-kejadian yang akan dating melalui sebuah kitab yang dimilikinya. Hulubalang yang ketiga ialah datuk Mangun, bertugas sebagai panglima perang kerajaan.

Kecantikan Putri Reno Pinang terdengar pula sampai ke telinga raja Jawa. Lama-kelamaan raja negeri Jawa lalu mengirim utusan untuk melamar sang putri. Ternyata lamaran tersebut ditolak oleh Putri Reno Pinang Masak. Raja Jawa sangat tersinggung karena lamarannya ditolak dengan tegas. Timbuillah kemudian tekad raja Jawa untuk bersumpah bagaimanapun akan mengambil Putri Reno Pinang Masak dengan cara kekerasan.

Putri Retno Pinang Masak tidak takut sama sekali akan ancaman raja negeri Jawa yang telah mabuk kepayang itu. Bahkan baginda ratu sangat gemas dan geram. Baginda memandang gelagat raja Jawa tadi sebagai yang akan merusak kedaulatan negertinya. Oleh sebab itu baginda memanggil ketiga hulubalang serta mengumpulkan rakyat negerinya. Bersama-sama dicarilah bagaimana cara untuk raja jawa yang mengancam akan menyerang negeri Limbungan. Mencari jalan yang sebaik-baiknya melalui pemikiran, musyawarah dan mufakat. Akhirnya didapatkan suatu cara yang telah disepakati bersama dalam perundingan tersebut. Negeri diberi berparit. Di samping itu harus dipagar pula dengan bambu berduri. Bambu yang dahan dan rantingnya harus berduri. Maka dicarilah tumbuhan tersebut. Setelah dapat maka segera ditanam berlapis-lapis, sebagai pagar negeri untuk menghalangi supaya tentara Jawa jangan masuk. Pagar inilah nanti sebgagai benteng pertahanan. Negeri Limbungan sudah dilingkupi dengan pagar bamboo berduri. Untuk keluar masuk hanya ada sebuah gerbang. Di pintu masuk, ini telah menunggu Datuk. Mangun beserta anak buahnya.

Raja Jawa beserta tentaranya datang jalan satu-satunya untuk memasuki Limbungan adalah sebuah gerbang yang dijaga oleh hulubalang Datuk Mangun dan anak buahnya. Ke sanalah raja Jawa mengarahkan serangan. Terjadilah pertempuran yuang sengit. Ternyata tentara Jawa tak kuasa sedikit pun menembus pertahanan Datuk Mangun yang didapingi oleh prajurit-prajurit serta rakyat negeri Limbungan yang tangguh. Tentara Jawa perkasa mundur dengan menderita korban besar.

Melihat tentaranya gagal memasuki Limbungan dan menderita kekalahan besar, raja Jawa memanggil semua hulubalang dan mengumpulkan semua prajuritnya. Maka diadakan perundingan dicari akal melalui pikiran orang banyak. Maka dapatlah suatu akal tipu muslihat. Dikumpulkan semua uang ringgit logam. Uang logam ini dijadikan peluru yang akan ditembakkan ke setiap rumpun bambu yang berlapis-lapis tadi. Ditembakkan berulang-ulang, sepuas-puas hati tentara Jawa, sehingga uang ringgit logam itu beronggokan di celah pohon bamboo berduri tersebut. Kemudian raja Jawa beserta tentaranya pun pergilah kembali.

Dalam pada itu ada seorang penduduk negeri Limbungan tidak disengaja, bersua dengan onggok-onggokan uang ringgit logam itu sepanjang edaran pagar bamboo negeri. Melihat uang logam itu sangat banyak terniat di hatinya untuk memberitahukan hal tersebut kepada baginda ratu. Lalu diambilnya sebuah untuk diperlihatkan kepada sang ratu di istana.

Dimana engkau dapat ringgit logam itu, Datuk?” Tanya baginda ratu penuh keheranan.

“Di rumpun-rumpun bamboo benteng pertahanan kita. Tuanku!” jawab pembawa ringgit logam itu agak tergagap. “Bertimbun banyaknya.”

“Baiklah!” kata sang ratu pula. “Aku yakin Datuk tidak berbohong. Mari kita lihat!”

Benar saja! Ratu menemukan uang ringgit logam bertumpukan di sela-sela rumpun bamboo. Maka setelah dirundingkan dengan semua orang diputuskan untuk mengambil semua uang logam tersebut. Untuk memudahkan pengambilannya, pohon-pohon bamboo itu pun ditebangi. Uang logam tersebut diangkut ke istana. Pada saat itu pula ditebangi. Uang logam tersebut diangkut ke Istana. Pada saat itu pula raja Jawa bersama tentaranya datang menyerbu dengan tiba-tiba. Karena benteng pertahanan tak ada lagi pasukan negeri Jawa dengan mudah masuk negeri Limbungan. Tentara beserta rakyat Limbungan tidak dapat menahan serangan yang mendadak itu.

Putri Retno Pinang Masak sadar akan kesalahannya. Ia sangat menyesal akan kealpaannya. Dengan rasa masygul diam-diam pergilah baginda seorang diri meninggalkan negeri yang dicintainya.

Ternyata kemudian tahu jugalah rakyat bahwa ratunya sudah tidak ada lagi di istana. Negeri Limbungan menjadi gempar. Berusahalah rakyat mencari kemana mana. Ada yang mencari ke hulu, ada yang ke hilir, ada pula yang mencari ke darat dank e baruh (pinggir sungai). Bahkan ada yang mencari sampai ke tepi laut. Namun ratu mereka tak kunjung bersua.

Akan halnya ketiga hulubalangnya, Datuk Raja Penghulu, Datuk Dengar Kitab, serta Datuk Mangun bermufakat ketika itu untuk bersama-sama mencari ratu Putri Reno Pinang Masak. Mereka masuk hutan keluar hutan. Bila bertemu dengan seseorang mereka tak jemu bertanya. Namun yang dicari tak kunjung bertemu. Maka mereka lanjutkan pula perjalanan. Lurah diturun, bukit di daki. Semak-semak disinggahi kalau-kalau ada putrid Reno Pianang Masak, atau mayatnya. Ketiga hulubalang itu bertekad berpantang berbalik, pulang sebelum yang di cari bersua hidup atau mati. Kalau perlu nyawa mereka sebagai taruhannya.

Sementara itu seorang petani desa Tenaku sedang berada di rumahnya. Ia baru saja selesai bekerja menyiangi rumput hari baru tengah hari, petani itu akan beristirahat ke pondoknya. Menjelang ia sampai ke pondoknya ia sangat terkejut, di mukanya di udara yang cerah dilihatnya melayang-layang sepotong upih pinang. Kemudian upih tersebut jatuh tak berada jauh dari tempatnya berdiri. Ia sangat heran mengapa ada upih pinang di humanya. Kalau itu upih pinang yang ada di desanya, taklah mungkin sejauh itu, diterbangkan angina. Dalam keheranan, petani itu bergegas menuju ke tempat upih jatuh tadi. Sesampai di sana ia sangat terkejut. Dilihatnya sesosok tubuh wanita cantik tergeletak memucat yang dilihatnya itu tak dikenalnya. Ia cukup hapal semua penduduk desanya. Apalagi orang yang sudah dewasa seperti yang dilihatnya. Di baliknya sebentar. Memang wajah yang tak dikenalnya sama sekali. Maka diputuskannyalah untuk memberitahukan penduduk desanya.

Ternyata semua penduduk desa Tenaku sama dengan petani tersebut tak juga mengenal siapa gerangan orang yang meninggal secar aneh itu. Semua yang hadir menjadi gempar. Mereka saling berpandangan dan bertanya satu sama lain. Di saat demikian maka dipanggil seorang dukun.

Dukun telah datang. Ia segera membakart kemenyan. Setelah itu dibacanya jampi-jampi ramalan. Dalam waktu yang singkat dapatlah diketahuinya siapa gerangan mayat yang berbaring di huma itu.

“Jenazah yang kita temui ini “Katanya mengabarkan kepada orang banyak yang mengelilinginya. “Jenazah yang melayang jatuh dari udara bagaikan upih pinang ini adalah jenazah Tuan Putri Reno Pinang Masak raja negeri Limbungan!”

Mendengar ramalan dukun tersebut semua orang yang hadir sangat terkejut. Suara bergumam berdengung bagai suara lebah terbang. Wajah-wajah yang keheranan segera berubah menjadi suram dan sedih. Terbayang kepada orang banyak itu betapa sengsaranya tuan baginda ratu negeri pada saat-saat terakhir hidupnya.

Pada saat itu juga diambil keputusan untuk memakamkan sang putrid di huma di desa Tenaku itu. Sang ratu dimakamkan secara sederhana tanpa disaksikan rakyatnya. Rasa tanggung jawabnya yang besar terhadap rakyat dan negerinya sudah berakhir. Sampai sekarang makam di desa Tenaku tersebut dinamakan “Makam Upih Jatuh”.

Lama-kelamaan ketiga hulubalang yakni Datuk Raja Penghulu, Datuk Dengar Kitab, dan Datuk Mangun sampai pula ke tempat Putri Reno Pinang Masak dimakamkan. Setelah mereka ketahui bahwa itu adalah makam baginda ratu Puteri Reno Pinang Masak, tiba-tiba saja mereka jatuh pingsan dan terus meninggal. Ketiga hulubalang itu dimakamkan pula di sana di samping makam Puteri Reno Pinang Masak. Sampai sekarang makam keempat orang tersebut masiha dan dikeramatkan orang pula.

CERITA RAKYAT JAMBI | CERITA RAKYAT SUMATRA | CERITA RAKYAT SUMATERA
Sumber:http://massumadi.blogspot.com/2010/04/putri-reno-pinang-masak.html

Asal Usul Raja Jambi

Jambi adalah salah satu nama provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatera. Provinsi yang beribukota Jambi ini merupakan bekas wilayah Kesultanan Islam Melayu Jambi (1500-1901 M). Konon, jauh sebelum adanya wilayah kesultanan ini, di negeri Jambi telah berdiri lima buah desa, namun belum memiliki seorang pemimpin atau raja. Untuk itu, para sesepuh dari kelima desa tersebut bersepakat untuk mencari seorang raja yang dapat memimpin dan mempersatukan kelima desa tersebut. Setelah bermusyawarah, mereka bersepakat bahwa siapa pun dapat menjadi pemimpin, tapi dengan syarat harus lulus ujian. Ujian apakah yang harus ditempuh untuk menjadi pemimpin kelima desa tersebut? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Asal Usul Raja Negeri Jambi berikut ini.
* * *

Pada zaman dahulu, wilayah Negeri Jambi terdiri dari lima buah desa dan belum memiliki seorang raja. Desa tersebut adalah Tujuh Koto, Sembilan Koto, Petajin, Muaro Sebo, dan Batin Duo Belas. Dari kelima desa tersebut, Desa Batin Duo Belaslah yang paling berpengaruh.

Semakin hari penduduk kelima desa tersebut semakin ramai dan kebutuhan hidup mereka pun semakin berkembang. Melihat perkembangan itu, maka muncullah suatu pemikiran di antara mereka bahwa hidup harus lebih teratur, harus ada seorang raja yang mampu memimpin dan mempersatukan mereka. Untuk itu, para sesepuh dari setiap desa berkumpul di Desa Batin Duo Belas yang terletak di kaki Bukit Siguntang (sekarang Dusun Mukomuko) untuk bermusyawarah.

”Sebelum kita memilih seorang raja di antara kita, bagaimana kalau terlebih dahulu kita tentukan kriteria raja yang akan kita pilih. Menurut kalian, apa kriteria raja yang baik itu?” tanya sesepuh dari Desa Batin Duo Belas membuka pembicaraan dalam pertemuan tersebut.

”Menurut saya, seorang raja harus memiliki kelebihan di antara kita,” jawab sesepuh dari Desa Tujuh Koto.

”Ya, Benar! Seorang raja harus lebih kuat, baik lahir maupun batin,” tambah sesepuh dari Desa Petajin.

”Saya sepakat dengan pendapat itu. Kita harus memilih raja yang disegani dan dihormati,” sahut sesepuh dari Desa Muaro Sebo.

”Apakah kalian semua setuju dengan pendapat tersebut?” tanya sesepuh dari Desa Batin Duo Belas.

”Setuju!” jawab peserta rapat serentak.

Akhirnya, mereka bersepakat tentang kriteria raja yang akan mereka pilih, yakni harus memiliki kelebihan di antara mereka.

”Tapi, bagaimana kita dapat mengetahui kelebihan masing-masing di antara kita?” tanya sesepuh dari Desa Sembilan Koto.

”Kalau begitu, setiap calon pemimpin harus kita uji kemampuannya,” jawab sesepuh Desa Batin Duo Belas.

”Bagaimana caranya?” tanya sesepuh Desa Petajin penasaran.

”Setiap calon harus melalui empat ujian, yaitu dibakar, direndam di dalam air mendidih selama tujuh jam, dijadikan peluru meriam dan ditembakkan, dan digiling dengan kilang besi. Siapa pun yang berhasil melalui ujian tersebut, maka dialah yang berhak menjadi raja. Apakah kalian setuju?” tanya sesepuh Desa Batin Duo Belas.

Semua peserta rapat setuju dan siap untuk mencari seorang calon raja. Mereka bersepakat untuk melaksanakan ujian tersebut dalam tiga hari kemudian di Desa Batin Duo Belas. Dengan penuh semangat, seluruh sesepuh kembali ke desa masing-masing untuk menunjuk salah seorang warganya untuk mewakili desa mereka dalam ujian tersebut. Tentunya masing-masing desa berharap memenangkan ujian tersebut. Oleh karena itu, mereka akan memilih warga yang dianggap paling sakti di antara mereka.

Waktu pelaksanaan ujian pun tiba. Semua warga dari kelima desa telah berkumpul di Desa Batin Duo Belas untuk menyaksikan lomba adu kesaktian yang mendebarkan itu. Setiap desa telah mempersiapkan wakilnya masing-masing. Sebelum perlombaan dimulai, peserta yang akan tampil pertama dan seterusnya diundi terlebih dahulu.

Setelah diundi, rupanya undian pertama jatuh kepada utusan dari Desa Sembilan Koto. Wakil desa itu pun masuk ke tengah gelanggang untuk diuji. Ia pun dibakar dengan api yang menyala-nyala, tapi tubuhnya tidak hangus dan tidak kepanasan. Ujian kedua, ia direndam di dalam air mendidih, namun tubuhnya tidak melepuh sedikit pun. Ujian ketiga, ia dimasukkan ke dalam mulut meriam lalu disulut dengan api dan ditembakkan. Ia pun terpental dan jatuh beberapa depa. Ia segera bangun dan langsung berdiri tegak seperti tidak terjadi apa-apa. Seluruh penonton kagum menyaksikan kehebatan wakil dari Desa Sembilan Koto itu.

Ketika memasuki ujian terakhir, tiba-tiba suasana menjadi hening. Seluruh penonton menjadi tegang, karena ujian yang terakhir ini adalah ujian yang paling berat. Jika kesaktian wakil dari Desa Sembilan Koto itu kurang ampuh, maka seluruh tulangnya akan hancur dan remuk. Ternyata benar, belum sempat penggilingan itu menggiling seluruh tubuhnya, orang itu sudah meraung kesakitan, karena tulang-tulangnya hancur dan remuk. Penggilingan pun segera dihentikan. Wakil dari Desa Sembilan Koto itu dinyatakan tidak lulus ujian dan gagal menjadi raja Jambi.

Ujian berikutnya jatuh kepada wakil dari Desa Tujuh Koto.

”Wakil dari Desa Tujuh Koto dipersilahkan untuk memasuki gelanggang,” kata salah seorang panitia mempersilahkan.

Setelah beberapa saat menunggu, wakil dari Desa Tujuh Koto belum juga maju.

”Mana wakil dari Desa Tujuh Koto? Ayo, maju!” seru salah seorang panitia.

“Kalau tidak berani, lebih baik mundur saja!” tambahnya.

Merasa dilecehkan oleh panitia, calon dari Desa Tujuh Koto pun segera maju.

“Siapa takut? Kami dari Desa Tujuh Koto dak kenal kato undur, dak kenal kato menyerah!” seru wakil Desa Tujuh Koto itu dengan nada menantang.

Calon raja dari Desa Tujuh Koto pun diuji. Ia berhasil melalui ujian pertama hingga ujian ketiga. Namun, ia gagal pada ujian keempat. Akhirnya, ia pun gagal menjadi raja Jambi.

Ujian berikutnya dihadapi oleh wakil dari Desa Batin Duo Belas, kemudian diikuti oleh Desa Petajin dan Muaro Sebo. Namun, wakil dari ketiga desa tersebut semuanya gagal melalui ujian keempat, yakni digiling dengan kilang besi. Oleh karena semua wakil dari kelima desa tersebut gagal melalui ujian, maka mereka pun kembali mengadakan musyawarah.

“Bagaimana kalau kita mencari calon raja Jambi dari negeri lain?” usul sesepuh dari Desa Batin Duo Belas.

Usulan tersebut diterima oleh peserta rapat lainnya. Selanjutnya mereka mengutus dua wakil dari setiap desa untuk pergi mencari calon raja. Keesokan harinya, rombongan itu berangkat meninggalkan Negeri Jambi menuju ke negeri-negeri di sekitarnya. Di setiap negeri yang disinggahi, mereka menanyakan siapa yang bersedia menjadi raja Jambi dan tidak lupa pula mereka menyebutkan persyaratannya, yaitu harus mengikuti keempat ujian tersebut.

Sudah berpuluh-puluh negeri mereka singgahi, namun belum menemukan seorang pun yang bersedia menjadi raja Jambi, karena tidak sanggup menjalani keempat ujian tersebut. Rombongan itu pun kembali mengadakan musyawarah.

”Kita kembali saja ke Negeri Jambi. Mustahil ada orang yang mampu memenuhi syarat itu untuk menjadi raja Jambi,” keluh wakil Desa Petijan.

”Sabar, Saudara! Kita jangan cepat putus asa. Kita memang belum menemukan calon raja Jambi di beberapa negeri yang dekat ini. Tetapi, saya yakin bahwa di negeri jauh sana kita akan menemukan orang yang kita cari,” kata wakil Desa Muaro Sebo.

”Apa maksudmu?” tanya wakil Desa Petijan penasaran.

”Kita harus mengarungi samudera yang luas itu,” jawab wakil Desa Muaro Sebo dengan tenang.

”Kami setuju!” sahut wakil dari Desa Batin Duo Belas, Tujuh Koto, dan Sembilan Koto.

”Kalau begitu, kami juga setuju,” kata wakil Desa Petijan.

Akhirnya, rombongan itu bertekat untuk mengarungi samudera di ujung Pulau Sumatra. Setelah mempersiapkan segala keperluan, berangkatlah rombongan itu dengan menggunakan dendang (perahu besar). Setelah berhari-hari diombang-ambing oleh gelombang laut di tengah samudera yang luas itu, mereka pun tiba di Negeri Keling (India). Mereka berkeliling di Negeri Keling yang luas itu untuk mencari orang yang bersedia menjadi Raja Negeri Jambi dengan ujian yang telah mereka tentukan. Semua orang yang mereka temui belum ada yang sanggup menjalani ujian berat itu.

Pada suatu hari, mereka mendengar kabar bahwa di sebuah kampung di Negeri Keling, ada seseorang yang terkenal memiliki kesaktian yang tinggi. Akhirnya, mereka pun menemui orang sakti itu.

”Permisi, Tuan! Kami adalah utusan dari Negeri Jambi. Negeri kami sedang mencari seorang raja yang akan memimpin negeri kami, tapi dengan syarat harus lulus ujian. Apakah Tuan bersedia?” tanya salah seorang dari rombongan itu sambil menceritakan ujian yang harus dijalani calon raja itu.

”Saya sanggup menjalani ujian itu,” jawab orang itu.

Rombongan itu segera membawa calon raja itu pulang ke Negeri Jambi. Setelah menempuh perjalanan selama berminggu-minggu, tibalah mereka di Negeri Jambi. Orang sakti itu disambut gembira oleh rakyat Jambi. Mereka berharap bahwa calon yang datang dari seberang lautan itu benar-benar orang yang sakti, sehingga lulus dalam ujian itu dan menjadi raja mereka.

Keesokan harinya, orang sakti itu pun diuji. Seperti halnya calon-calon raja sebelumnya, orang sakti itu pertama-tama dibakar dengan api yang menyala-nyala. Orang Keling itu benar-benar sakti, tubuhnya tidak hangus, bahkan tidak satu pun bulu romanya yang terbakar. Setelah diuji dengan ujian kedua dan ketiga, orang itu tetap tidak apa-apa. Terakhir, orang itu akan menghadapi ujian yang paling berat, yang tidak sanggup dilalui oleh calon-calon raja sebelumnya, yaitu digiling dengan kilang besi yang besar. Pada saat ujian terakhir itu akan dimulai, suasana menjadi hening. Penduduk yang menyaksikan menahan napas. Dalam hati mereka ada yang menduga bahwa seluruh tubuh orang itu akan hancur dan remuk.

Ini adalah saat-saat yang mendebarkan. Ujian terakhir itu pun dimulai. Pertama-tama, kedua ujung jari-jari kaki orang Keling itu dimasukkan ke dalam kilang besi. Kilang mulai diputar dan sedikit demi sedikit tubuh orang Keling itu bergerak maju tertarik kilang besi yang berputar. Semua penduduk yang menyaksikannya menutup mata. Mereka tidak sanggup melihat tubuh orang Keling itu remuk. Namun apa yang terjadi? Mereka yang sedang menutup mata tidak mendengarkan suara jeritan sedikit pun. Tetapi justru suara ledakan dahsyatlah yang mereka dengarkan. Mereka sangat terkejut saat membuka mata, kilang besi yang besar itu hancur berkeping-keping, sedangkan orang Keling itu tetap tidak apa-apa, bahkan ia tersenyum sambil bertepuk tangan. Penduduk yang semula tegang ikut bergembira, karena berhasil menemukan raja yang akan memimpin mereka.

Seluruh penduduk dari Desa Tujuh Koto, Sembilan Koto, Muaro Sebo, Petajin, dan Batin Duo Belas segera mempersiapkan segala keperluan untuk membangun sebuah istana yang bagus. Selain itu, mereka juga mempersiapkan bahan makanan untuk mengadakan pesta besar-besaran untuk meresmikan penobatan Raja Negeri Jambi. Beberapa bulan kemudian, berkat kerja keras seluruh warga, berdirilah sebuah istana yang indah dan orang Keling itu pun dinobatkan menjadi raja Jambi.
* * *

Demikian cerita Asal Usul Raja Negeri Jambi dari daerah Jambi, Indonesia. Cerita di atas termasuk ke dalam cerita legenda yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Sedikitnya ada dua pesan moral yang dapat diambil, yaitu sifat suka bermusyawarah dan pentingnya keberadaan seorang pemimpin dalam kehidupan masyarakat.

Pertama, sifat suka bermusyawarah. Sifat ini tercermin pada perilaku warga dari kelima desa dalam cerita di atas. Setiap menghadapi persoalan, mereka senantiasa bermusyawarah. Dalam ungkapan Melayu dikatakan:

apa tanda Melayu bertuah,
sebarang kerja bermusyawarah.

Kedua, pentingnya keberadaan seorang pemimpin. Dalam cerita di atas, masyarakat menyadari bahwa keberadaan seorang pemimpin dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Untuk itu, mereka pun berusaha mencari seorang raja yang diharapkan mampu membimbing, melindungi, menjaga, dan menuntun mereka agar kehidupan mereka aman, damai dan sejahtera. Dikatakan dalam petuah amanah orang tua-tua Melayu:

bertuah ayam ada induknya
bertuah serai ada rumpunnya
bertuah rumah ada tuannya
bertuah kampung ada penghulunya
bertuah negeri ada rajanya
bertuah iman ada jemaahnya



Sumber:
Kaslani. Buku Cerita Rakyat dari Jambi 2. Jakarta: Grasindo. 1997.

16 April 2011

Danau Koco Masih Menyimpan Misteri

Wew Danau Koco !!!  di Taman Nasional Kerinci Seblat ? Kapan ya bisa kesana, Yuk kita baca dulu kisah Danau Koco ini.

Danau Kaco, terletak dalam Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Danau yang memiliki luas sekitar 30 x 30 meter ini memiliki kedalaman yang masih menjadi misteri. 

Meskipun memiliki kedalaman air yang tidak terukur, dasar Danau Kaco bisa terlihat secara jelas. Ini karena warna air yang bening dan jernih serta tempat ribuan ikan semah berkembang biak.

Menurut cerita warga setempat dan beberapa orang anggota pencinta alam yang pernah berkunjung ke danau tersebut, ikan yang ada di dalam danau hanya bisa ditangkap dengan menggunakan pancing.

“Jika pemancing niatnya mau ikan lima ekor, maka ikan yang didapatkan saat memancing hanya lima ekor saja. Kalaupun dapat ikan lebih banyak, maka ikan yang didapat bukan ikan semah, namun ikan lele yang sebenarnya tidak pernah terlihat dari permukaan danau,” ujar Sofa, pencinta alam yang sudah beberapa kali mengunjungi danau tersebut.

Selain itu, Danau Kaco juga mengeluarkan cahaya yang terang, terutama pada saat bulan purnama. “Jika berkemah di Danau Kaco, apalagi saat bulan purnama, maka pengunjung tidak membutuhkan penerangan karena air danau mengeluarkan cahaya yang cukup terang. Jika dilihat dari kejauhan, cahayanya terlihat seperti lampu yang diarahkan ke langit,” katanya.


(Penulis : edijanuar Sumber : tribunjambi.com)

Pelantikan Bupati Tanjung Jabung Timur Zumi Zola

Selamat Buat Zumi Zola, Semoga menjadi Bupati terbaik Nasional, Wuidih... Termuda dan Terganteng. Saatnya Tanjabtim untuk lebih terkenal di Nasional.

Aktor sinetron Zumi Zola resmi dilantik sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi, di gedung DPRD Tanjabtim, Muara Sabak, Selasa (12/4). Pemeran sinetron “ku telah jatuh cinta” dan “hantu jatuh cinta” itu menjadi bupati termuda di Indonesia, dalam usia 31 tahun. Menariknya, jabatan bupati dipangku bintang model iklan dan video klip itu dalam status bujangan.

Aktor Zumi Zola dilantik oleh Gubernur Jambi Hasan Basri Agus. Pria kelahiran Jakarta 31 Maret 1980 itu diambil sumpah jabatannya bersama wakilnya, Ambo Tang. Gubernur juga menyematkan tanda pangkat jabatan pada bupati yang dikabarkan berpacaran dengan artis Ayu Dewi itu.

Suasana Pelantikan Bupati Tanjabtim Zumi Zola oleh HBA
Zumi Zola mengelak dianggap berhasil menjadi bupati lantaran dirinya seorang aktor. Ia mengaku punya latar belakang pendidikan yang bisa dihandalkan untuk memimpin sebuah daerah. Ia merasa ilmu bidang pertanian yang diperolehnya di Institut Pertanian Bogor (IPB) bisa jadi modal membangun Tanjabtim. Begitu pula dengan bekal ilmu bisnis managemen yang didapatnya di London, Inggris.

Ketika telah menjadi bupati Zumi Zola menyatakan dirinya akan meninggalkan dunia keartisan. Alasannya, ia sudah diamanatkan oleh masyarakat Tanjabtim untuk membangun daerah itu. Amanat itu menurutnya tidak bisa dilakukan setengah-setengah.

Saat dilantik menjadi bupati, Zumi Zola tidak didampingi oleh seorang isteri, tidak seperti wakilnya Ambo Tang, yang datang bersama isteri tercinta. Zumi mengaku menyerahkan soal jodoh kepada Allah. Ia tidak mau buru-buru menikah karena mengutamakan kepentingan masyarakat terlebih dahulu.

Zumi mengaku sudah punya calon isteri. Hanya saja ia tidak mau menyebutkan nama calon isterinya itu. Zumi juga tidak mau menjawab soal hubungannya dengan artis Ayu Dewi yang sudah santer dibicarakan sejak pencalonannya sebagai bupati beberapa waktu lalu.

“Ini bukan entertaiment,” ujar putra sulung mantan gubernur Jambi yang juga pengusaha ternama, Zulkifli Nurdin, itu sambil tertawa.

Kini Zumi Zola sudah resmi menjadi orang nomor satu di Tanjabtim. Ia sekarang memakai mobil dinas berplat merah, BH 1 TZ. Sepintas Toyota Land Cruiser Prado yang dipakai Zumi adalah mobil mewah.

Tapi eiiit...jangan salah sangka dulu. Mobil itu tidak ada arti apa-apanya bagi Zumi Zola, karena ia adalah putra seorang pengusaha kaya-raya di Jambi. Ayahnya, Zulkifli Nurdin, adalah pengusaha ternama dan juga mantan gubernur Jambi dua periode. Mobil sejenis itu terlalu murah bagi keluarga saudagar tersebut.

Keluarga itu memiliki villa di Muara Sabak. Rumah mereka bisa dibilang paling mewah di daerah itu, berada di tengah lahan seluas puluhan hektar yang di dalamnya terdapat kebun kelapa sawit dan peternakan hewan langka jenis rusa.

Tak ayal, ketenaran sebagai seorang aktor dan seorang bupati, plus anak seorang pengusaha kaya-raya membuat Zumi Zola menjadi idola gadis-gadis cantik. Karena itu pula tak heran bila wanita-wanita cantik ikut menyaksikan langsung pelantikan pria tampan itu.

Bupati Tanjabtim Zumi Zola - wuidih ganteng banget ya..
Bukan hanya gadis-gadis cantik mengidolakan bupati yang sudah memerankan belasan sinetron tersebut. Para ibu pun saling berebutan ingin berfoto dengan Zumi Zola. Para pejabat dan pengusaha se-Jambi juga datang langsung ke acara pelantikan guna bertemu langsung dengan sang aktor, sekaligus memberi ucapan selamat.
Kemampuan Zumi Zola memimpin kabupaten yang masih berusia belasan tahun itu diragukan banyak pihak. Karena itulah Gubernur Hasan Basri Agus berharap banyak agar Zumi bisa melanjutkan program pembangunan yang sudah dilakukan bupati sebelumnya, Abdullah Hich.

Suasana Pelantikan Bupati Zumi Zola
Gubernur mengingatkan, melakukan pembangunan tidak segampang membalik telapak tangan. Butuh proses dan banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

"Mudah-mudahan Zumi Zola mampu mensejahterakan masyarakat Tanjabtim," ujar Hasan Basri Agus yang sempat menghadiahkan beberapa pantun untuk Zumi dan Ambo Tang seusai pelantikan.



 Acara pelantikan Zumi Zola dihadiri ribuan undangan dan masyarakat Tanjabtim. Parkir kendaraan para tamu mencapai 1 kilometer lebih di beberapa ruas jalan. Pengamanan pun dilakukan secara ketat dengan mengerahkan ratusan aparat kepolisian, di dalam maupun luar gedung dewan.  


Zumi Zola Menerima Ucapan Selamat, Tentunya para wanita yang paling antusias.
(infojambi.com/DOD)

Naskah Kuno Kerinci Di Malaysia

Waduh.. Ada Apa Dengan Pemkab Kerinci  ?  menjalin kerjasama sich boleh aja asal yang asli jangan dibawa2, kalau untuk berbagi informasi kasih replikanya aja dech ke Malaysia

Sejumlah benda kuno seperti koin dan prasasti kuno serta naskah tua dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, diduga telah lebih dulu dibawa ke Malaysia sejak sebulan lalu untuk mengisi Museum Kerinci di Kuala Lumpur yang akan diresmikan Minggu (17/4).

Selain benda- benda kuno, Pemerintah Kabupaten Kerinci juga akan mengisi museum tersebut dengan alat-alat pertanian, pakaian adat, alat musik, serta foto-foto potensi wisata dan budaya Kerinci.
 
 
Selain benda- benda kuno, Pemerintah Kabupaten Kerinci juga akan mengisi museum tersebut dengan alat-alat pertanian, pakaian adat, alat musik, serta foto-foto potensi wisata dan budaya Kerinci.

Filolog dari Universitas Jambi, Meizar Karim, Kamis (14/4), mengatakan, sejumlah naskah kuno Melayu telah didokumentasikan dalam bentuk mikrofilm dan mikrodisk sebagai koleksi Perpustakaan Melayu di Kuala Lumpur. Naskah tersebut, antara lain Cerita Negeri Jambi, Cerita Sebab Jatoh Kuasa Sultan Jambi, Hal Di Dalam Negeri Jambi, serta Hikayat Negeri Jambi.

”Tidak hanya di Malaysia, sejumlah dokumen asli Melayu Jambi tersimpan di Belanda dan Jerman. Keberadaan benda-benda tersebut di luar negeri menyulitkan peneliti lokal karena mereka harus ke luar negeri untuk mempelajari budaya Melayu Jambi,” ujarnya.

Ketua Umum Dewan Kesenian Jambi Ashar Zahari mengatakan, pihaknya mengingatkan Pemerintah Provinsi Jambi untuk berhati-hati atas setiap upaya yang memungkinkan terjadinya pencurian benda-benda pusaka milik Jambi ke luar negeri. Ia mencontohkan, saat ini pengusaha asal Malaysia juga tengah mengajukan diri kepada Pemerintah Provinsi Jambi untuk melaksanakan pengerukan di sepanjang Sungai Batanghari, Jambi.

Padahal, menurut Ashar, sepanjang sungai ini memiliki begitu banyak peninggalan purbakala sejak abad VIII hingga XIV, antara lain berupa gerabah, keramik, dan emas. Pengerukan sungai dapat mengakibatkan banyak benda purbakala yang ikut diambil dan rusak akibat alat berat.

Pusat informasi wisata
Secara terpisah, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus menyatakan, Pemkab Kerinci bukan membangun museum, tapi hanya membangun pusat informasi wisata dan budaya. Keberadaan pusat informasi di Kuala Lumpur tersebut diharapkan akan dapat menarik lebih banyak wisatawan asal Malaysia ke Kerinci.

”Di pusat informasi nantinya akan dipamerkan foto-foto sejumlah obyek wisata dan budaya khas Kerinci,” ujarnya.

Mengenai dugaan adanya sejumlah benda purbakala dan bersejarah akan dibawa ke Malaysia, Hasan menyatakan hal itu tidak boleh terjadi. ”Jangan sampai ada benda kuno dan pusaka yang dibawa ke luar. Itu ada sanksinya,” tutur Hasan.

Sejarawan Anhar Gonggong mengatakan, pengiriman benda peninggalan budaya dan sejarah Kerinci ke Malaysia menunjukkan sikap pemerintah yang abai terhadap kekayaan budaya.

”Meskipun hanya membuat replikanya untuk diberikan pada negara lain, sama saja dengan menyerahkan identitas bangsa ini pada negara lain,” kata Anhar Gonggong. 


sumber : kompas.com

Sayembara Tugu Pers Di Jambi

Lanjutkan PWI 
Buat Tugu Yang Bisa Menjadi Icon Propinsi Jambi
Pemerintah Provinsi Jambi minta Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jambi menggelar sayembara pembuatan tugu pers. Permintaan terkait rencana kesediaan Provinsi Jambi menjadi calon tuan rumah penyelenggara Hari Pers Nasional (HPN) pada 2012.
   
Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) mengatakan, Pemerintah Provinsi Jambi menyatakan kesanggupannya menjadi tuan rumah penyelenggra HPN 2012. "Untuk mendesain atau memilih gambar tugu terbaik, kita minta PWI menyelenggara sayembara pembuatan tugu pers, untuk dibangun di perempatan yang dinilai strategis," katanya, Jumat (15/4).
   
Ia menyebutkan, jika Jambi ditunjuk menjadi tuan rumah HPN 2012, maka peresmian tugu pers itu direncanakan diresmikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
   
Pencalonan Provinsi Jambi untuk menjadi tuan rumah HPN 2012 sudah diusulkan dan disampaikan lewat persentasi di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat beberapa hari lalu.
   
Dalam keterangan terpisah Ketua PWI Cabang Jambi, Mursyid Songsang mengakui PWI Jambi diminta melakukan sayembara pada semua lapisan masyarakat untuk membuat gambar tugu pers.
   
Gambar terbaik nanti akan dipilih dan dijadikan acuan untuk membuat tugu pers yang dibangun di perempatan dalam kota Jambi yang lokasinya juga belum ditentukan.

Ia mengatakan, untuk melaksanakan sayembara itu, PWI Jambi juga akan bekerjasama dengan  berbagai instansi terkait dengan membentuk panitia atau tim penilai.(*)
Editor : giri
Sumber : Antara

Camat Jambi Harus Kenal Orang Gila Di Daerahnya

Gubernur Jambi, Drs. H. Hasan Basri Agus, MM  minta para camat untuk peduli terhadap masyarkatnya. Agar tahu permasalahan yang terjadi, Camat harus rajin turun ke lapangan. Hal itu disampaikannya pada pembukaan Rapat Koordinasi (Rakor) Camat se Provinsi Jambi Triwulan I Tahun 2011, Kamis (14/4) di Ruang Pola Kantor Gubernur Jambi. 
 
“Jangan sampai ada camat yang tidak mengetahui bahwa sudah ada orang gila atau yang dipasung di wilayahnya,” ujar Gubernur. 

Camat harus mengetahui segala permasalahan di wilayahnya, sesuai dengan prinsip pamong, “ranting patah pun” harus diketahui oleh camat.
Pada kesempatan itu gubernur memeriksa absensi serta seragam resmi  camat per kabupaten/kota se Provinsi Jambi. HBA menjelaskan hal itu dilakukannya karena para camat harus tertib, rapi, dan disiplin, mampu jadi panutan masyarakat.
Selanjutnya, gubernur minta agar camat memiliki kemampuan manajerial dan memberikan dukungan sepenuhnya terhadap pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan JAMBI EMAS 2015. 

Sumber : Infojambi.com

01 April 2011

HMI Tolak Kehadiran Boediono di Jambi

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jambi menolak kehadiran Wapres Boediono di Propinsi Jambi, mereka menggelar demo tepat di tengah jalan simpang BI, bagi HMI Boediono merupakan boneka Amerika dan tidak layak berada di Jambi..

Mereka  berpendapat bahwa kehadiran RI 2 tidak akan membawa manfaat bagi masyarakat Jambi, Aksi HMI mendapat pengawalan ketat dari aparat. Disamping karena mengganggu arus lalulintas, simpang BI juga merupakan rute yang akan dilalui RI 2 untuk menuju SMPN 7 Kota Jambi.

Hingga saat ini, belum ada rencana untuk membubarkan aksi mereka. "Sekarang masih baik-baik saja, nanti juga lelah sendiri," ujar seorang petugas Polisi yang memantau jalannya aksi di Simpang BI telanaipura Jambi.

Akses Jalan ke Jambi Expo di Tutup

Menjelang pembukaan Jambi Expo oleh Wakil Presiden RI Boediono pada pukul 14.45 WIB, semua akses jalan menuju lokasi dijaga ketat oleh petugas kemanan gabungan TNI dan Polisi.

Penjagaan ketat tidak hanya di pintu masuk utama Jambi Expo, sekitar area Eks MTQ tempat berlangsungnya Jambi Expo 2011 tersebut dijaga ketat oleh personil tentara dengan senjata laras panjang. Siapapun tidak diperbolehkan melintas jalan tersebut, terkecuali dengan menunjukkan identitas khusus Jambi Expo.

"Kalau mau lewat jalan ini harus menunjukkan ID Card Jambi Expo," ujar seorang personil tentara kepada pengendara yang yang melintas jalan UD Sarkawi.

Boediono Kunjungi Jambi

Untuk pertamakalinya sebagai Wakil Presiden Boediono kunjungi Propinsi Jambi, kunjungan kerja Wakil Presiden (Wapres) Boediono ke Jambi sekaligus membuka Jambi Expo, 1 sampai 2 April nanti.

Pada hari kedua kunjungannya, 2 April, Wapres Boediono berkunjung ke Kelurahan Rasau Kecamatan Pemayung, Batang Hari. sementara untuk pengamanan sudah dimulai sejak tanggal 31 Maret 2011, Polda Jambi akan menurunkan 2900 personel untuk pengamanan selama Wapres berada di Propinsi Jambi.

09 February 2011

WTC Batanghari Mall Jambi

Wiltop Trade Center terkenal dengan sebutan WTC Jambi sudah cukup lama berdiri di Kota Jambi, Mall ini merupakan Mall Icon bagi warga Kota Jambi. dengan tempat yang sangat strategis berada di jantung kota dan pusat pasar kota Jambi.

Mall ini juga tidak sepi dari perhatian masyarakat akan izin pendiriannya yang mengakibatkan memperkecil aliran sungai batanghari, belum lagi sampah yang sempat menjadi perhatiin karena telah mencemarkan air sungai batanghari.

WTC Mall Jambi ini ada beberapa partner yang tidak asing lagi seperti KFC cabang Jambi, SFC cabang Jambi, Cinema 21 Jambi, Optik Melawai Jambi, Hypermart Jambi, Solaria Jambi, Zenbu Restaurant cabang Jambi. dan beberapa lainnya.
Berikut beberapa foto WTC Batanghari Mall Jambi :








Ramayana Mall



Ramayana merupakan pusat berbelanja yang tidak asing lagi bagi warga Indonesia hampir disetiap kota di Indonesia mempunyai pusat berbelanja Mall Ramayana ini. salah satu nya Ramayana di kota Jambi yang berada di pinggiran aliran sungai Batanghari.

Jambi Town Square (JAMTOS)

Jambi Town Square terkenal dengan sebutan Jamtos bagi warga Kota Jambi merupakan salah satu Mall terbesar di Propinsi Jambi, keberadaanya yang penuh sengketa antar warga dan pemberi izin karena berdampak buruk bagi warga sekitar, selain kemacetan yang sering terjadi sebelum mall ini didirikan malah kemacetan semakin parah di daerah ini, belum lagi bila hujan tempat tinggal warga sekitar mall Jamtos ini sering terkena banjir.


Namun selain merugikan tentu juga menjadi kebanggaan bagi Masyrakat Kota Jambi, karena ada pilihan baru untuk berbelanja dan nongkrong bagi anak2 muda Jambi. dibanding kota-kota lainnya yang ada di Indonesia kota Jambi merupakan kota yang paling sedikit memiliki Mall, coba kita lihat kota tetangga Palembang kini hampir menjadi kota Metropolitan.

Berikut beberapa foto untuk Jambi Town Square :